TIMES LAMONGAN, JAKARTA – Banyak yang berganti menggunakan vape atau rokok elektrik dari rokok tembakau. Alasannya ingin mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok. Efektifkah cara ini?

Sebuah riset yang dirilis pada 24 September 2019 mengungkapkan vape mampu mengurangi dan bahkan meninggalkan kebiasaan merokok. Penelitian ini dilakukan Action on Smoking and Health (ASH) di Inggris.

Data ASH mengungkapkan di 2019 sekitar 3,6 juta orang di Inggris merupakan pengguna vape. Dari total pengguna rokok elektrik tersebut, sebanyak 54,1 persen di antaranya adalah mantan perokok. Alasan utama menggunakan vape adalah untuk membantu berhenti merokok (31 persen).

Di luar dari mantan perokok, sebanyak 39,8 persen, pengguna vape di Inggris masih merokok (penggunaan ganda). Alasan utama pengguna ganda ini adalah dalam rangka mengurangi jumlah rokok konvensional yang dihisap (21persen). 

Diikuti dengan tujuan menghemat uang dibandingkan dengan merokok (16 persen), dan untuk membantu mereka berhenti merokok (14 persen).

Profesor Kecanduan Tembakau di King's College London, Ann McNeill, mengatakan vaping tidak bebas dari risiko. Tetapi jauh lebih kecil risikonya dibandingkan merokok, yang membunuh hampir 100 ribu orang per tahun di Inggris.

Sementara itu, Kepala Eksekutif ASH, Deborah Arnott mengatakan meskipun rokok elektrik sekarang merupakan bantuan berhenti merokok yang paling populer, survei ASH menemukan bahwa pada 2019 lebih dari sepertiga perokok masih belum pernah mencoba vaping.

Berdasar data tersebut ia mendorong para perokok untuk mencoba menggunakan vape sebagai bantuan untuk menghentikan kebiasaan merokok. (*)