TIMES LAMONGAN, LAMONGAN – Universitas Islam Lamongan (Unisla) menorehkan langkah dalam memperluas jejaring global dengan menjadi bagian pertemuan ilmiah internasional bertajuk The 22nd International Symposium on Management (INSYMA) 2025.
Bertempat di Ho Chi Minh University of Banking, Saigon, Vietnam, simposium yang digelar pada 12–18 Mei 2025 ini menjadi ruang temu bagi para ilmuwan manajemen dari berbagai negara yang menunjukkan eksistensinya di kancah internasional.
Menjadi satu-satunya perguruan tinggi asal Kabupaten Lamongan yang hadir, Unisla mengirimkan Wakil Rektor II, Dr Nurul Badriyah, bersama Dr Titin, untuk ambil bagian dalam forum ilmiah yang mempertemukan para akademisi dan praktisi manajemen dari berbagai negara.
Mereka bergabung dengan para perwakilan dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti Universitas Negeri Malang (UM) Universitas Merdeka Malang (Unmer), Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Kristen Petra Surabaya, dan STIE Mojokerto, serta sejumlah universitas dari luar negeri termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Angola.
Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Ho Chi Minh University of Banking, Prof Dr Nguyen Duc Trung, menyebut dibutuhkan kolaborasi antar negara dalam pengembangan pendidikan tinggi.
“Kami sangat terbuka untuk menjalin kerja sama internasional, baik dengan institusi pemerintah maupun perguruan tinggi dari luar negeri. Kawasan Vietnam Selatan sangat potensial untuk membangun kemitraan strategis, khususnya dalam implementasi Panca Dharma Perguruan Tinggi,” ucap Prof Dr Nguyen Duc Trung, Rabu (14/5/2025).
Sementara itu Dr Nurul Badriyah menjelaskan bahwa partisipasi Unisla dalam INSYMA ke-22 merupakan langkah nyata dalam mendukung visi internasionalisasi kampus.
“Alhamdulillah, ini merupakan momen yang sangat berharga bagi Universitas Islam Lamongan. Kami merasa bangga bisa menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Kabupaten Lamongan yang turut serta dalam forum ilmiah internasional ini. INSYMA ke-22 menjadi ruang strategis bagi Unisla untuk menampilkan eksistensinya di kancah global,” ujar Nurul.
Nurul berharap, kehadiran Unisla dalam forum ini dapat membuka peluang lebih luas dalam kerja sama akademik, memperkuat posisi Unisla di tingkat regional dan internasional, serta menginspirasi kampus lain di daerah untuk aktif dalam forum-forum global.
Tak hanya mengikuti rangkaian simposium, perwakilan Unisla juga aktif menjalin komunikasi dan membangun jaringan kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah pertemuan dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vietnam bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Adi Guna Setiawan. Dalam kesempatan tersebut, Adi menyampaikan dukungannya terhadap upaya membangun kolaborasi internasional.
“Kami siap memfasilitasi Unisla jika ingin bekerja sama dengan pemerintah Vietnam maupun perguruan tinggi di Vietnam Selatan,” kata Adi.
Sebagai informasi, forum INSYMA menjadi wadah bagi akademisi di bidang manajemen dan ekonomi untuk saling bertukar gagasan, memperkuat kolaborasi lintas negara, dan mengembangkan kontribusi keilmuan secara global. (*)
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |