TIMES LAMONGAN, BANDUNG BARAT – Wita Avrian Riv’at (21) adalah sosok muda yang patut diapresiasi. Mojang asal Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang juga mahasiswi semester tujuh jurusan Hubungan Internasional di International Women University ini punya visi yang menarik.

Aktif sebagai model, muse, sekaligus content creator, Wita juga punya hobi menari, traveling dan mengikuti kegiatan kampus. Lewat akun media sosial Instagram @w1xtav, ia membagikan aktivitas yang sarat nilai inspirasi.

Prestasi dan Pengalaman

Sejumlah prestasi telah ia raih, di antaranya menjadi finalis Mojang Jajaka Kabupaten Bandung Barat 2025. Wita juga dipercaya sebagai ketua pelaksana acara pertunjukan tari kampus STARNATION. 

Kemudian di bidang akademik, ia pernah menjadi peserta dengan esai terbaik sekaligus pengisi materi di kelas Parafrase. Selain itu, ia menyabet penghargaan Best Speech di praktik diplomasi kampus.

Keterlibatannya tidak berhenti di situ. Wita aktif dalam kegiatan yang menyoroti isu keadilan gender dan pernah menjadi narasumber live Koalisi Perempuan Indonesia dengan topik “Menelaah Hak Asasi Manusia Melalui Lensa Gender”. 

"Bagi saya pengalaman tersebut memperluas perspektif tentang pentingnya peran perempuan di ruang publik," kata Wita sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia, pada Minggu (21/9/2025).

Awal Terjun ke Dunia Pageant

Sejak duduk di bangku SMA, Wita sudah tertarik pada budaya, pariwisata, dan kegiatan sosial. Baginya, Mojang Jajaka KBB menjadi wadah penting untuk mengasah kemampuan dan menyalurkan ide. 

“Saya yakin dan percaya bahwa semua pemuda, terutama kaum perempuan, punya peran besar dalam mengembangkan pariwisata lokal,” ujarnya dengan nada penuh semangat.

Advokasi Rambu Karya dan Pentingnya Digitalisasi 

Melalui advokasi “Rambu Karya”, Wita mendorong kolaborasi pariwisata dan ekonomi kreatif di Lembang.

Momen Wita Avrian Riv’at saat menjalankan advokasi. (FOTO: Wita for TIMES Indonesia)

Program ini melibatkan UMKM serta pengrajin lokal, memberikan edukasi digitalisasi bagi pelaku usaha, sekaligus mempromosikan keindahan alam, budaya, dan kuliner Lembang secara kreatif melalui media sosial. 

Program ini juga memberikan ruang bagi pemuda khususnya perempuan untuk berperan aktif, menyalurkan ide kreatif, dan ikut mengembangkan pariwisata lokal. “Dengan cara ini, akan lebih banyak orang bisa tertarik dan ikut merasakan keunikan Lembang,” katanya.

Menurut Wita, digitalisasi adalah kunci pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Teknologi memungkinkan promosi destinasi dan produk lokal lebih mudah menjangkau wisatawan luas.

“Digitalisasi membuat pariwisata lebih modern, kompetitif, dan berkelanjutan,” jelasnya.

Peluang, Tantangan dan Harapan

Ia menilai Rambu Karya membuka peluang besar bagi UMKM untuk menjangkau pasar global dan memperkuat branding Lembang sebagai destinasi kreatif. Meski begitu, tantangan tetap ada, salah satunya mengubah pola pikir sebagian pelaku usaha agar lebih terbuka pada inovasi.

Ke depan, dalam hal ini lebih jauh Wita berharap Lembang bisa menjadi contoh destinasi wisata inovatif yang ramah generasi muda, dengan UMKM lokal yang berkembang lewat kolaborasi dan pemanfaatan teknologi. 

Ia pun mengajak anak muda untuk berani berinovasi. “Setiap ide kita bisa menjadi kontribusi nyata untuk memajukan daerah dan menunjukkan bahwa pemuda perempuan juga bisa menjadi agen perubahan,” tuturnya. (*)