TIMES LAMONGAN, LAMONGAN – Awal Oktober menjadi babak baru bagi Universitas Islam Lamongan (Unisla) untuk memperluas kiprah di panggung global. Melalui academic journey ke Eropa Barat, pimpinan kampus, Winarto Eka Wahyudi, Wakil Rektor Unisla ditemani sekretaris Yayasan Dr H Khusnul Chitam, menjejak Belanda, Jerman, Swiss, hingga Italia untuk memperkuat jejaring riset dan kerjasama internasional.
Belanda menjadi tujuan pertama perjalanan akademik, dengan delegasi Unisla menghadiri Konferensi Internasional yang digelar PCI NU Belanda.
Dalam agenda itu sekaligus dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pengurus NU Belanda untuk mendukung pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi.
Masih di Negeri Kincir Angin, perwakilan Unisla juga diterima langsung oleh John Falvey, Manager Regional Asia Tenggara dan Kerjasama Internasional Universitas Groningen. Kampus yang berdiri sejak 1614 ini dipilih sebagai mitra strategis karena reputasi globalnya di bidang riset dan rekam jejaknya melahirkan ilmuwan penerima Nobel.
Eka menegaskan bahwa Universitas Groningen dipilih bukan hanya karena prestise, tetapi juga karena nilai yang sejalan dengan visi kampus. “Kampus ini memiliki satu tagline yang bagus, Global Challenge Local Solution, yang patut kita adopsi,” kata Eka, Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, setiap tantangan global harus dijawab dengan karakter dan kekuatan lokal agar distingsi keilmuan kampus tetap terjaga namun berdampak luas secara internasional.
Eka menambahkan, Universitas Groningen juga telah banyak melahirkan ilmuwan penerima hadiah Nobel. “Penghargaan itu menjadi bukti bahwa supremasi ilmu pengetahuan kampus ini diakui dunia. Kita harus belajar dari pengalaman mereka,” tuturnya.
Ia berharap academic journey ke Eropa Barat ini tidak sekadar menjadi catatan diplomasi akademik, melainkan mampu menularkan semangat baru bagi mahasiswa dan dosen di Unisla.
“Internasionalisasi pendidikan sangat penting untuk membangun eksposur global. Dengan begitu, citra kampus bisa mendapat rekognisi, dan mahasiswa serta dosen termotivasi untuk berkiprah di tingkat dunia,” katanya.
Lawatan ke empat negara di Eropa Barat ini menjadi penanda bahwa Unisla membangun jejaring global. Dari konferensi, penandatanganan MoU, hingga dialog akademik dengan kampus ternama, setiap agenda dirangkai untuk memperkuat eksistensi Unisla di kancah internasional. Dengan pijakan awal ini, Unisla optimistis dapat melahirkan karya akademik yang tak hanya relevan secara lokal, tetapi juga diakui di tingkat dunia. (*)
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Faizal R Arief |