TIMES LAMONGAN, LAMONGAN – Komitmen kuat Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan dalam memberdayakan masyarakat dan memajukan pelayanan publik digital berbuah manis. Desa ini resmi menyabet penghargaan Desa Berdaya 2025 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Penghargaan diserahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melalui Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam acara yang digelar di SMK Negeri Maritim Brondong, Senin (8/7/2025) kemarin. 

Desa Jatirenggo menjadi satu dari tiga desa di Lamongan yang dinobatkan sebagai Desa Berdaya, bersama Desa Tawangrejo (Kecamatan Turi) dan Desa Mungli (Kecamatan Kalitengah).

Kepala Desa Jatirenggo, Try Deasy Kusumaning Ayu, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas capaian ini. Menurutnya, penghargaan ini merupakan hasil dari kerja sama dan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun desa.

"Program Desa Berdaya 2025 bertujuan memperkuat potensi lokal, meningkatkan partisipasi warga, dan membangun ketahanan ekonomi desa. Penilaian dilakukan berdasarkan inovasi, keberlanjutan program, serta komitmen pemerintah desa," kata Deasy, Selasa (87/2025). 

Inovasi Digital JALANTOL, Pelayanan Desa dalam Genggaman

Salah satu program unggulan Desa Jatirenggo yang mendapat apresiasi adalah JALANTOL (Jatirenggo Pelayanan Terpadu Online). Aplikasi berbasis website dan Android ini memudahkan warga dalam mengakses layanan administrasi.

Selain itu, aplikasi ini juga memudahkan warga menyampaikan pengaduan, mempromosikan UMKM, hingga mendapatkan informasi desa tanpa harus datang ke kantor desa.

"Sudah sekitar 590-an warga mengunduh JALANTOL hingga Mei 2023. Ini menjadi terobosan digitalisasi desa pertama di Lamongan,” ucapnya. 

Ketahanan Pangan, Transparansi, dan Pelestarian Budaya

Di sektor ketahanan pangan, Pemdes Jatirenggo mengoptimalkan pekarangan rumah dan lahan pertanian atau tambak untuk konsumsi lokal, termasuk budidaya bawang merah melalui sinergi Dana Desa dan BUMDesa.

Transparansi anggaran juga menjadi perhatian. Informasi penggunaan Dana Desa dipublikasikan secara terbuka di kantor desa dan media sosial, serta dibahas melalui musyawarah partisipatif bersama warga.

"Kami juga mengintegrasikan nilai gotong royong dan budaya lokal dalam program sosial, ekonomi, dan gizi,” ujarnya.

Dukungan Warga dan Harapan Masa Depan

Program-program Pemdes Jatirenggo mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga, terutama generasi muda, aktif menggunakan aplikasi JALANTOL. Sementara kelompok lansia mendapatkan pendampingan secara bertahap.

"Kami berterima kasih atas sikap kolektif warga yang aktif dalam pelatihan, perencanaan, hingga pelaporan. Ini bukti nyata bahwa kolaborasi itu kekuatan,” ucapnya.

Sebagai motivasi bagi desa lain, Deasy menegaskan bahwa kunci menjadi Desa Berdaya adalah berani berbeda dan fokus pada dampak nyata.

"Inovasi tak harus ditiru persis, tapi harus bermanfaat. Manfaatkan digitalisasi, kuatkan transparansi, dan gali potensi lokal seperti UMKM dan budaya,” tuturnya. 

Ke depan, Deasy berharap pengembangan fitur JALANTOL semakin inklusif, menjangkau warga lansia dan yang belum akrab dengan teknologi. Ia juga menargetkan peningkatan ketahanan ekonomi dan gizi masyarakat, agar Desa Jatirenggo menjadi desa mandiri dan sejahtera.

"Kami pastikan program ini bukan sekadar simbol penghargaan, tapi terus terintegrasi dan berkembang,” ujar Deasy. 

Selain penghargaan program Desa Berdaya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga menyerahkan penghargaan program BUMDesa ke Desa Klagensrampat (Kecamatan Maduran) dan Desa Bulutengger (Sekaran). Serta program Jatim Puspa yakni Desa Kranji (Kecamatan Paciran). (*)