TIMES LAMONGAN, LAMONGAN – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan (Disperindag Lamongan) memberikan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha lokal yang telah menjangkau pasar ekspor, Selasa (28/6/2022).

Plt Kepala Disperindag Lamongan, M. Zamroni, mengungkapkan dalam pelatihan tersebut ada 2 materi utama yang diberikan, yaitu materi tentang branding dan bagaimana melihat peluang pasar.

Menurut Zamroni, pembekalan teknik branding menjadi hal yang sangat penting bagi pelaku usaha, karena akan membantu mengenalkan produk kepada konsumen.

"Karena teman-teman (pelaku usaha) itu kan kadang dia punya produk bagus, tapi tidak bisa branding, kan dampaknya jadi ndak bagus, terutama dalam pemasaran. Dan ada juga yang produknya biasa aja, tapi brandingnya bagus, maka penjualannya juga bagus," kata Zamroni.

Oleh karena itu, dalam pelatihan ini, para pelaku usaha mendapatkan kesempatan belajar memanfaatkan teknologi untuk melakukan branding, mulai dari pengambilan foto, video hingga memanfaatkan media sosial untuk keperluan banding sekaligus pemasaran produk.

"Tadi saya sampaikan ke peserta, bahwa peran teknologi saat ini sangat penting, sekarang branding bisa melalui media sosial seperti Instagram, TikTok dan lain sebagainya. Karena hampir semua masyarakat sekarang pegang gadget dan saat ini mayoritas pemasaran juga sudah melalui sistem online," tuturnya.

Selain branding, para peserta pelatihan juga dibekali bagaimana melihat peluang pasar, di mana mereka harus terus berinovasi agar bisa mengikuti atau memenuhi kebutuhan pasar.

"Jangan hanya berharap pasar mengikuti kita, tapi kita juga harus bisa mengikuti kebutuhan pasar. Jadi harus bisa menyesuaikan, sehingga produk bisa diterima di pasaran," ujarnya.

Zamroni berharap melalui pembinaan yang diberikan Disperindag Lamongan, para pengusaha lokal bisa lebih berkembang dan bisa bersaing, terlebih di pasar ekspor.  "Pelatihan ini kita selenggarakan bergelombang, kali ini yang ikut ada 30 pengusaha, berikutnya juga 30 pengusaha lagi, karena kalau terlalu banyak peserta, nanti diskusinya ndak bagus, malah ndak efektif," ucap Zamroni. (*)